UNUSA MENJADI IKON PENDIDIKAN KESEHATAN DI JAWA TIMUR, BERAWAL DARI SEKOLAH PERAWAT



 

UNUSA didirikan oleh Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YARSIS). Berdirinya UNUSA berawal sejak tahun 1979, yakni berupa berdirinya Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) YARSIS. 

Setelah dari proses yang panjang, akhirnya pada tahun 2013 terbentuklah Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA). 

Karena baru berdiri selama 10 tahun, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) termasuk menjadi lembaga Perguruan Tinggi terbaru di Jawa Timur dan Indonesia. Namun Perguruan Tinggi yang berada di bawah naungan NU ini mampu memposisikan dirinya sebagai ikon pendidikan kesehatan di Jawa Timur. 

Tentu saja Hal tersebut tak lepas dari sejarah panjang berdirinya Unusa. Ungkap Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng

"Unusa memiliki sejarah yang cukup panjang. Dimulai dari SPK (Sekolah Perawat Kesehatan), Akbid (Akademi Kebidanan), STIKES, kemudian menjadi Unusa" jelasnya, Senin (28/8)


Unusa berfokus pada program studi (prodi) kesehatan, apalagi berada di bawah naungan yayasan rumah sakit Islam, Yarsis, yang menuntut Unusa untuk melahirkan tenaga-tenaga kesehatan berkompeten. 


Menurut Jazidie, setelah transformasi dari STIKES, Unusa sebagai perguruan tinggi yang fokus dengan bidang kesehatan semakin kuat. Ditambah lagi dengan prodi baru di bidang kesehatan yang kian mengokohkan posisi Unusa sebagai ikon pendidikan bidang kesehatan di Jawa Timur dan Indonesia. 

Program studi tersebut adalah kesehatan masyarakat, gizi, K3, bahkan kedokteran dan didukung oleh 3 Rumah Sakit Islam yaitu (RS. Islam Surabaya A. Yani, RS. Islam Surabaya Jemursari dan RSIA Nyai Ageng Pinatih Gresik).
Fungsi rumah sakit tersebut selain sebagai fasilitas layanan kesehatan sivitas akademika UNUSA juga diperuntukan bagi kegiatan sarana praktek bagi seluruh program studi yang ada dalam menunjang pencapaian target kompetensi mahasiswa. 


“Kegiatan pengabdian mahasiswa Unusa juga concern di bidang kesehatan, misalnya bekerja sama dengan International Organization for Migration (IOM) yang salah satu kegiatannya adalah melatih burung migran atau pengungsi sebagai kader kesehatan,” tandasnya.



baca juga artikel blog teman saya:
1. nailur rosyidah
2. Elly Sakinatin
3. Rafida Nur Maula

akun instagram UNUSA: 

sumber artikel: https://unusa.ac.id/






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramadhan Kareem, Tarawih Berjamaah di Masjid

Tantangan Dan Peluang Mahasiswa Dalam Revolusi industri 4.0 dan Society 5.0 Oleh Dr. Ginanjar Rahman